Kamis, 16 Oktober 2014

Bakso AREMA computa (JOGJA)

Alamat: jl. cik di tiro pas depan computa

Bakso sore2 gini kayaknya enak nih. Habis ke galeria, pengen bakso yang murah aja hehe. Temenku ngajakin ke sini nih tempat langganan dy. Ktnya mb vina sih dy suka baksonya, jadi aku sih percaya selera dy :p
Dulu aku pernah kesini tp pulang dengan kecewa karena selepas magrib biasanya mereka udah HABIS! Yes, habis.
Pas dateng tadi aku curiga kok banyak banget orang pada ngantri, itu untuk ngapain ya? Namanya aja cm di warung bakso kecil pinggir jalan, masa beneran ngantri? Eh beneran lho ternyata pas aku amati. Ya allah. Ruameeeee! Pooool! Stasiun lempuyangan aja kalah ramenya kalo lebaran haha.

Kita pesan:
  • Bakso (8rb): disini simpel, kalo mau nambah butiran bakso nya tgl bayar aja 1500 per butir bakso uratnya hehe.. dapetnya juga banyak lho. Seporsi apa dapet 4 gt kalo gak salah. Nah yg difoto itu aku nambah 2 butir tp gak pake mie gt. OMG. Aku di surga. Enak banget baksonya. Pantesan rameny begitu. Bakso uratnya tuh bener2 dalemnya jos, penuh lika liku krn uratnya haha. Cm faktor lain dr bakso ini yg gak kalah penting adalah kuahnya. Memang sih menurutku kurang berasa kaldu dikit kalo dibandingkan sama tmpat lain, tp krn baksonya udah gurih jadi menurut aku saling melengkapi hehe. Gak salah!




Lihat kan itu orang pada berdiri? Nah itu antriannya haha. Kalo mau kesini jangan pas sore karena rame banget. Siang seems to be the perfect time of the day to enjoy bakso arema ini guys! Gak sia2 aku ngantri lama rek, murah, seger, enak. Jos ;)

Habis 11rb

score: 8 / 10

Rabu, 15 Oktober 2014

Smoke It Up at Potato Head Jakarta

Pada bulan Oktober ini, Potato Head meluncurkan menu promosinya yang bertajuk Smoke It Up. Dari namanya saja sudah bisa ditebak kalau kali ini Potato Head menyajikan beberapa menu American comfort food, khususnya barbecue. Smoke It Up promotions kali ini menggandeng duo talented chef yaitu Justin Mu & Zachary Nice dari “Up in Smoke Barbecue” untuk menyuguhkan menu-menu andalan terbaiknya.






 
 


Potato Head sendiri bukan merupakan restoran baru di Jakarta. As one of the most hippiest place in Jakarta, Potato Head terkenal dengan penataannya yang cozy, restoran berlantai 2 ini menawarkan ambiance yang cukup unik. Dining areanya terbagia menjadi 2, outdoor dan indoor dengan kapasitas yang hampir sama luasnya. Bagian dalam didominasi oleh unsur kayu dan logam bergaya industrial design yang vintage. Bar yang cukup besar terdapat di lantai satu dengan salah satu dinding yang dipenuhi oleh mural yang unik.
 
COCKTAIL
 
Red Alley (120K)


Campuran Jim beam White Whiskey, apricot liqueur, fresh lime juice, syrup dan putih telur ini cukup unik. Terutama egg white partnya yang ternyata tidak memberikan twist rasa unik pada minuman ini. Cokctail ini cukup ringan dengan rasa manis yang samar.
 
Bourbon Darjeeling Martini (120K)


Untuk cocktail ini terbuat dari campuran Jim Beam White Bourbon Whiskey, lemon fresh juice, refreshing black tea and brown sugar. Rasa alkoholnya agak kuat dan cenderung asam.
 
 
Socialite (120K)



I’m not a cocktail person, but I like this one. Paduan Jum beam White Bourbon Whiskey, fresh lemon pieces dengan vanilla icing sugar ini terasa ringan dengan semburat asam dari lemon segar.
 
 
STARTERS
 
Chicken Soup Noodle (90K)


Sebagai hidangan pembuka, sup ini patut dicoba. Sup kaldu ayam dengan potongan aneka sayur organik, pasta dan potongan barrel-smoked chicken ini sungguh lezat. Selain karena supnya gurih, aroma smokey dari potongan ayam menambah citarasa dari sup ini. Belum lagi paduan crostini renyah dengan keju yang melimpah. Yummeh!
 
 
Pulled Pork Sliders (115K) – non halal



Two slider-sized sandwiches with slow cooked pork shoulder, dressed in a Georgia style; tomato sauce with coleslaw and served with house fries.
 
 
MAINS
 
Smoked Chicken (165K)


Setengah ekor ayam yang berukuran besar ini disajikan dengan sayuran dan saus putih ala Alabama. Lapisan kulitnya terasa super gurih dengan lapisan daging yang empuk dan juicy hingga ke bagian dalam.
Untuk melengkapinya, Smoked chicken ini disajikan dengan white sauce BBQ ala Alabama yang terbuat dari campuran mayo, Dijon dan lemon juice sehingga terasa super tangy. Tujuannya adalah untuk lebih mengeluarkan rasa dan aroma dari barbecue tersebut.
 

Beef Brisket (320K)



Brisket merupakan bagian dari sapi yang tidak terlalu empuk, namun justru itulah alasan chef Justin dan Zachari menggunakannya untuk menu andalan dari Smoke It Up ini. Brisket digunakan sehingga pengunjung dapat merasakan lembutnya daging brisket yang telah diolah dengan teknik slow smoked selama 14 jam dengan bumbu BBQ ala Texas yang sangat khas. Coleslaw dan potato wedges menjadi pelengkap main course yang satu ini. 


Irisan dagingnya terasa sangat empuk dengan aroma smokey yang memikat. Terdapat sedikit lemak di bagian pinggirnya yang memberikan sensasi melt-in-your-mouth. Super tasty, love it!!
 
SIDE DISH
 
German Minnesota Potato Salad (35K)
 
Potato salad yang terinspirasi dari resep legendaris Jerman ini juga lezat. Saya suka rasa creamynya yang sedikit asam karena paduan homemade dill pickles.
 
Barbecue Beans (50K) – non halal
 
Hearty beans that are slow cooked for 8 hours, use homemade barbecue sauce as a base and include brisket and also pulled pork.
 
 
Overall, Chef Justin dan Zachary berhasil menyuguhkan rasa asli barbecue Amerika di Potato Head karena semua hidangan di atas terasa cukup lezat, terutama Beef Brisket dan Chicken Soupnya. Semua menu di atas merupakan menu seasonal Potato Head Pacific Place yang hanya akan ada selama bulan Oktober saja.
 
 
 
 
POTATO HEAD JAKARTA
Pacific Place G51A
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta
(021) 5797 3322

Minggu, 12 Oktober 2014

Lontong Tahu Blora "Bu Puji"

Alamat: Jl. Argo lobang, Baciro (kalo dr arah ukdw, trus nnti lewat bawah jembatan rel lempuyangan, nnti belok kiri. Posisinya ada disebelah kiri jalan sebelum pertamina ya)

Ya allah ya rabb, ada apa denganmu wahai FM? Jadi ceritanya, hari ini adalah uts financial management. Satu matakuliah yang bikin bulu kuduk berdiri. Haha. Ngeri man! Yah 2 hari makan pun rasanya tak enak dilidah, tidur tak nyenyak, dan hidup terasa berantakan.. habis melalui uts hari pertama ini, kita makan siang di lontong tahu ini. Wah asik juga nih. Warungnya bs dibuat sarapan karena buka dr jam 8 pagi ternyata. Jos lah. Tempatnya sih kecil dan tradisional gt. Hanya ada 3 meja didalem dan diluar ada 2 atau 3 gt. Tp begitu masuk ke warungnya bau harum telor yg digoreng sudah menggoda iman hehe.

Singkat cerita, kami pesan
  1. Lontong tahu telor (11rb): sebenarnya, kupat tahu sama aja sama lontong tahu ini. Jadi ada tahu putih yang lembut trus digoreng sebentar hingga hangat gt, trus dikasih bumbu kacang yg agak cair gt dan ditambah kol dan atau tauge. Kalo disini sih tauge gt. Rasanya kalo kata temenku si brian anak gaoel jkt itu "resyeeeep" alias enak bener deh. Hehe. Bumbunya itu enak dan nampol, rasa bawang putihnya memang gak begitu menonjol. Kalo disini kuahnya lebih ke bimbu kacang cair, karena khas blora kan. Kalo kupat tahu magelang itu dicampur sm kuah mirip mpek2 gt yg item tu..ehe. kalo aku sebenernya lebih suka yg ala magelang, karena kalo gak begitu suka bumbu kacang. Kalo kebanyakan jadi agak eneg.
  2. Es teh (2rb)
  3. Krupuk kaleng (500)


Yumm



Haha liat dong tulisan dibawahnya, kocak.


Boleh juga nih dijadikan tujuan kalian sarapan ataupun makan siang :) tempatnya dekat dengan pusat kota dan mudah ditemukan. Makan kenyang, enak murah meriah hehe. Selamat mencoba!

Habis 14rb

Score 7 / 10

[Hotel Review] : Pullman Legian Nirwana Resort (1)

Liburan ke Bali ini kali ini terasa berbeda bagi saya. Selain karena orang tua saya yang kembali pindah ke Bali (say yay to that!), saya juga menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk menikmati Bali dari Pullman Legian Nirwana Resort. Jika biasanya liburan ke Bali saya dihabiskan untuk restaurant & café hopping, kali ini short trip saya lebih santai dan relaks. Terlebih lagi, Hans dari Eatandtreats juga datang di waktu yang hampir bersamaan. Nothing beats a holiday in Bali with your bestie, right?





Pullman Legian Hotel terletak di depan Pantai Kuta, salah satu pantai yang menjadi ikon Bali sejak dulu. Meskipun letaknya di ujung jalan, namun lokasinya masih terbilang strategis. Pantai Kuta yang menjadi objek wisata ini hanya berjarak langkahan kaki dari pintu masuk hotel, begitu pula dengan tempat-tempat lain seperti legian street, hard rock, bahkan Beachwalk Mall yang menjadi salah satu pusat perbelanjaan hits di bali belakangan ini.


Saya datang pada pukul 3 sore, disambut dengan sapaan hangat dari porter dan reception dari Pullman. Saya memang tidak menggunakan jasa airport transfer yang disediakan karena saya berangkat dari rumah orang tua di Denpasar. Lobby Pullman merupakan open space lobby yang memanfaatkan hembusan angin pantai untuk menyejukkan ruangan.  


 

Pullman memiliki 3 tower yang masing-masing towernya terdiri dari 5 lantai. Towernya dibangun memutar dengan bentuk menyerupai bunga frangipani jika dilihat dari atas.





Saya menempati kamar grand deluxe dengan park view (sayang sekali, beach viewnya sedang fully booked saat itu) yang terletak di tower 1 lantai 3. Kamarnya cukup luas dengan sentuhan desain modern. Sebuah tempat tidur terletak di tengah ruangan, sebuah meja di salah satu sudutnya dan sebuah sofa kecil di sudut lainnya. 


This Photo using free Poppylove curve from Eatandtreats. Love the tone!



 

Kamar mandinya menyerupai lorong kecil di balik tempat tidur. Dalam area kamar mandi terdapat dua lemari baju, wastafel, bathup, shower room dan toilet yang terpisah. 

Yang unik adalah ternyata Pullman Legian Hotel menyediakan beberapa peralatan olahraga yang dapat dipakai seperti barbel dan yoga mat. 
Bahkan Pullman juga dengan cuma-cuma, meminjamkan sebuah tas pantai cantik yang dapat digunakan selama tinggal di Pullman. Jika tertarik untuk membawa pulang, maka pengunjung dapat membelinya dengan harga 360K.




A life saver!



Setelah beristirahat sejenak di dalam kamar, saya pun segera menuju Infinity Pool Pullman yang kebetulan terletak satu lantai dengan kamar saya. Sinar matahari masih cukup terik ketika saya tiba. Namun, area kolam sudah mulai ramai. Sebagian besar berjemur santai, sebagian lainnya berenang sambil menikmati detik-detik terbenamnya matahari. Menikmati golden sunset dari Infinity Pool Pullman menjadi salah satu momen favorit saya pada hari itu!





Malam harinya, saya turun ke Sembilan Restaurant, salah satu restoran Pullman yang menyediakan menu all you can eat berbeda di setiap harinya. Sembilan Restaurant pada malam itu menyuguhkan dinner dengan tema 100 Miles Nasi Campur. 
Rupanya nama 100 miles ini digunakan karena Sembilan bekerja sama dengan para petani lokal untuk menyajikan aneka sayuran-sayuran organik yang segar dari Senganan yang berjarak 100 miles. Setiap dua kali seminggu, petani lokal akan datang dan membawa langsung hasil kebunnya. Berbagai sayuran segar itulah yang digunakan pada setiap masakan di Sembilan.

 

100 Miles Nasi Campur

 

 

 


Menu buffet Nasi Campur ini terdiri dari pilihan nasi (putih/merah), ayam betutu serta sayur urap Bali dengan irisan telur bumbu Bali. Tidak ketinggalan pula sate lilit sebagai pelengkapnya. Di samping itu juga terdapat grill station dimana pengunjung bisa memilih dan meminta chef untuk memasak aneka sate yang dapat diambil sesuka hati.

 



Appetizer : Ayam (chicken) pelalah on Crispy Noodles, be Sampi Mesisit (beef), Rujak Buah Base Gula Manis, Lawar Kacang Be Siap (long bean), Tuna with Sambal Matah




Soup : Ares Bebek




Grill Station : sate ayam, sate sapi, sate udang, sate lilit dan sate ikan, all served with lontong, plecing kangkung, sambal and bumbu kacang.



Dessert : Kelepon Tabanan, Clorot, Dadar Gulung, Pisang Rae, puding sari kelapa



Menu nasi campur Sembilan patut diacungi jempol. Terutama ayam betutunya yang kaya akan bumbu dan sangat empuk. Bumbu basa genep yang digunakan benar-benar meresap ke hingga ke bagian dalam. Dagingnya sangat empuk dan juicy. Sate lilitnya juga tidak kalah lezat. sedikit rasa pedas yang terjejak di antara gurih menambah kenikmatan bersantap.

 
Aneka sate dari grill station juga sempat saya cicipi. Sate lilit, sate ikan dan sate ayam menjadi favorit saya malam itu. Sengaja saya tidak menggunakan bumbu kacang, melainkan memakannya dengan aneka sambal sebagai dippingnya. Pada malam itu, setidaknya 4 macam sambal dapat dinikmati yakni sambal matah, sambal gadang, sambal bongkot dan sambal merah. Sambal hijau khas Bali yang warnanya mirip guacamole ini sangat saya suka! Cocok sekali untuk penggemar pedas karena rasa pedasnya yang kuat. Recommended!

 

Tidak lama setelah puas menikmati suguhan buffet dinner dari Sembilan, saya pun kembali berkeliling sebelum kembali ke kamar. Pullman Legian Hotel rupanya terlihat lebih cantik lagi di malam harinya. Sorotan lampu menambah kesan romantis pada setiap sudut-sudut hotel. Malam itu saya habiskan untuk bersantai di tepi Infinity Pool yang buka hingga malam sambil mendengarkan deru ombak laut yang menenangkan.

 





(continue to Pullman Legian – Day 2)