Sampai saat ini, Bali masih menjadi salah satu destinasi wisata favorit baik bagi turis domestik maupun internasional. Tidak heran jika hotel dan restoran tumbuh dengan pesat layaknya jamur di musim hujan. Khususnya di sepanjang kawasan wisata seperti Kuta, Kerobokan dan Seminyak, kita bisa menemukan berbagai jenis masakan dan restoran yang berjejer di sepanjang jalan. Kunjungan saya ke Bali beberapa waktu yang lalu tentunya diisi dengan mencoba beberapa restoran sekaligus untuk melepas rindu dengan masakan khas Bali kaya bumbu yang selalu menjadi favorit saya.
DENPASAR
Sekilas, Denpasar mungkin tidak terlihat menarik dibandingkan dengan kawasan pantai Kuta dan Ubud yang penuh dengan benda seni. Tapi jangan salah, jika ingin mencari makanan tradisional Bali yang lezat, Denpasar menyuguhkan beberapa pilihan yang wajib dicoba, antara lain:
Nasi Campur Bu Fauziah
Jl. Tanimbar No. 23, Denpasar Bali 80114
Nasi Campur Bu Fauziah ini adalah salah satu nasi campur halal yang cukup terkenal di Bali. Tempatnya tidak besar, hanya menggunakan bagian depan dari rumah yang diubah menjadi etalase panjang berisi aneka lauk nasi campur. Seporsi nasi bungkus dibanderol dengan harga 17K dan berisi nasi putih, mie goreng, telur asin, ayam sisit, sambal goreng daging dan sate sapi manis. Jika mencari sayuran, tidak akan menemukannya di Nasi Campur Bu Fauziah karena memang tidak ada menu sayuran yang disediakan disini.
Sate sapi manis dari Bu Fauziah adalah salah satu yang harus dicoba. Daging satenya lembut dengan bumbu pekat berwarna kemerahan, dominasi rasa manis terasa meresap ke dalam daging sapi yang empuk. Lezat!
Warung Zaenah
Jl. Diponegoro No. 167, Denpasar Bali 80114
(0361) 223 820
Warung Zaenah adalah salah satu warung nasi campur halal lainnya yang cukup besar di Denpasar. Memiliki beberapa cabang, Warung Zaenah ini memiliki menu yang hampir sama dengan Warung Fauziah yang kini dikelola oleh anaknya.
Tempatnya cukup besar dan lebih nyaman jika dibandingkan dengan Warung Fauziah. Seporsi nasi bungkusnya juga diberi harga 17K. Lauk yang perlu dicoba di Warung Zaenah ini adalah Semur Ati Sapinya yang diberi bumbu kecap dengan sentuhan rasa pedas dari lada.
Lawar Kuwir Pan Sinar Jl. Kroya Gang Cempaka No. 1 Kesiman Denpasar Bali
Lawar Kuwir legendaris ini belum lama pindah tempat dari yang sebelumnya terletak di Jl. Tantular, sekarang berada di Jl. Kroya, tidak terlalu jauh dari lokasi awalnya. Jika menggunakan mobil, maka mobil hanya bisa diparkir di depan gang. Warung ini buka dari pagi hingga siang hari.
Kuwir adalah itik surati yang lebih dikenal sebagai mentog/entog. Penyajian sayur khas Bali yang terbuat dari nangka ini dicampur dengan suwiran daging kuwir yang telah dimasak sebelumnya. Seporsi lawar kuwir dapat dihidangkan dengan Sate Lilit Bebek dan Jukut Ares (semacam sayur Bali yang terbuat dari batang pisang dan dicampur bumbu Basa Genep). Kedua pelengkap ini yang justru menurut saya perlu diacungi jempol.
Jukut aresnya gurih pedas dengan irisan batang pisang yang sudah lunak namun masih tetap memilki tekstur. Sementara Sate Lilit Bebeknya sangat lembut dan juicy dengan bumbu yang meresap ke dalamnya.
SANUR
Warung Mak Beng
Jl. Hang Tuah No. 45 Sanur Bali 80227
Jika menyebut Sup Ikan di Bali pastilah identik dengan Warung Mak Beng. Warung ini telah mulai berjualan sejak tahun 1941 dengan menu Sop Ikan dan Ikan Goreng. Tempatnya cukup besar dan ditata cukup sederhana. Saya memesan seporsi nasi putih lengkap sup ikan beserta ikan goreng (28K).
Sup ikan berisi potongan daging, kepala ikan serta irisan timun dengan kuah yang oily dan berwarna kekuningan yang berasal dari penggunaan kunyit. Sup ikan ini memiliki rasa yang gurih dan sedikit pedas. Potongan daging ikan goreng yang dilengkapi sambal menurut saya juara enaknya. Garing di bagian luar serta gurih dan lembut di bagian dalamnya.
Sengaja ikan goreng di Mak Beng tidak diberikan banyak bumbu untuk tetap menjaga rasa asli ikan segar yang sedikit manis. Sambal pelengkapnya juga cukup enak.
Depot Bu Noor
Jl. Hang Tuah Sanur Bali 80227
Setelah membaca review dari blog teman, saya memutuskan untuk langsung membandingkan sendiri sup ikan yang berada tepat di seberang Warung Mak Beng ini. Tempatnya sangat kecil, hanya ada satu meja panjang serta bangku kayu yang memenuhi warung, sementara pengunjung berdesakan makan di kedua sisinya. Dari segi kenyamanan, Depot Bu Noor memang masih di bawah Mak Beng.
Depot Bu Noor hanya menyediakan satu menu yaitu Sup Ikan (10K) yang bisa disajikan dengan atau tanpa nasi putih. Seporsi sup ikan berisi potongan tebal daging ikan yang dimasak dalam kuah bening kekuningan. Meskipun tampak lebih bening, tapi kuahnya terasa menyegarkan dengan sensasi rasa gurih dan pedas.
Sup ini saya rasa memang lebih gurih, lebih segar dan lebih pedas dibandingkan dengan Mak Beng yang terletak di seberangnya. Jangan heran jika anda mendapat ikan yang berbeda setiap kali bersantap disini karena sang penjual memang menggunakan berbagai macam ikan untuk supnya. Yang penting ikannya harus segar dan besar agar tidak hancur karena proses masak yang cukup lama.
KUTA
Nasi Pedas Bu Hanif
Jl. Raya Kuta (di ujung jalan, depan pasar Kuta), Bali
Beberapa tahun terakhir popularitas nasi pedas di Bali memang semakin meningkat. Yang paling banyak dicari tentu saja tidak lain adalah Nasi Pedas Bu Andika yang terletak di seberang outlet Joger. Berhubung saya pernah mencoba Nasi Pedas Bu Andika dan tidak terlalu terkesan dengan masakannya (kecuali kulit ayamnya yang memang adiktif itu), akhirnya kali ini saya mencoba nasi Pedas lain yang direkomendasikan oleh beberapa orang.
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan nasi pedas baik dari masakan maupun tempatnya. Nasi pedas merupakan nasi putih dengan pilihan lauk dan sayur yang kemudian diberikan sambal yang pedas menyengat sebagai ciri khas nasi pedas.
Nasi Pedas Bu Hanif ini bisa jadi pilihan jika ingin makan nasi pedas yang halal, karena Bu Hanif yang juga seorang muslim tidak menyediakan menu berbahan babi/pork. Lauk dan sayur yang disajikan juga beraneka ragam, mulai dari ikan, telur, ayam, tahu tempe, sayur kangkung, tumis kacang panjang, pare hingga sayur sawi.
Hampir seluruh lauk terasa seperti masakan jawa yang lebih dominan manis. Menurut sang penjual, hanya sambal-nyalah yang benar-benar pedas dari seluruh lauk dan sayuran yang ada. Sambalnya memang pedas menyengat. Saya yang biasanya tahan pedaspun sampai mengeluarkan keringat sembari menikmati masakan rumahan ala Nasi Pedas Bu Hanif.
Mamasan
http://mamasanbali.com/ Jl. Kerobokan No. 135 Br. Taman, Bali(0361) 730 436
Mamasan adalah salah satu dari dua restoran milik Chef Will Meyrick yang berlokasi di Bali. Saya menyambangi Mamasan yang memiliki konsep casual dining dengan bangunan yang didominasi oleh warna hitam di luarnya. Dari depan Mamasan tampak tidak terlalu besar, namun bagian dalamnya lebih luas daripada yang saya kira.
Tempatnya terdiri dari 2 lantai dan nyaman dengan langit-langit yang cukup tinggi. Mengambil konsep “Inggris kolonial tahun 1920an di Shanghai”, Mamasan menciptakan ambiance yang nyaman, elegan namun casual dengan penggunaan lantai kayu, dinding bata serta beberapa lukisan besar bernuansa Asia dengan warna terang. Menunya masih konsisten menghadirkan menu Asia yang merupakan spesialisasi Chef Meyrick, beberapa di antaranya mengingatkan saya akan menu-menu serupa di E&O, Jakarta.
Green Goddes (35K)
Mocktail ini terbuat dari campuran apel, pir, kiwi dan seledri. Rasanya unik dengan aroma seledri yang cukup kuat.
Toys Story III (40K)
Minuman bernama unik ini terbuat dari nanas segar, lemon, kelapa, foam markisa dan mie jelly. Ukuran gelasnya kecil, tapi rasanya enak. Perpaduan buah-buahan ini terasa menyegarkan dengan manis yang pas. Mie Jelly memberikan tambahan tekstur pada minuman ini. Recommended!
Roasted Duck with Shanghai Noodles Duck Wonton & Bokchoy (90K)
Singkatnya, ini merupakan hidangan mie dengan irisan bebek panggang, pangsit bebek dan bokchoy. Sepintas terlihat tidak ada yang istimewa, tapi begitu dicicipi, rasanya memang benar-benar enak. Mienya berdiameter kecil dan kenyal, bebek panggangnya empuk dan juicy. Pangsit bebeknya berlumur saus yang terasa manis gurih, super yummy!
Sichuan Slow Braised Short Rib Beef with Chili Bean Paste (98K)
This is so darn good!
Benar-benar salah satu masakan daging terbaik yang pernah saya coba. Potongan tebal short rib beef ini dimasak dalam kuah merah ala Sichuan yang pekat. Di bagian bawahnya terdapat mie lebar yang mirip dengan kwetiau. Kuahnya ternyata tidak sepedas penampakannya, masih terasa gurih dan sedikit asam juga.
The short rib? It’s food to die for. Dagingnya benar-benar juicy dan super empuk namun masih tetap memiliki tekstur. Bumbu kuahnya meresap hingga ke dalam daging, lemak di sela-sela dagingnya terasa meleleh di mulut. Menulis kembali rasa hidangan ini saja sudah bisa membuat saya menerbitkan air liur.
UBUD
Laka Leke Nyuh Kuning, Ubud Bali 80571
Ubud memang terkenal dengan masakan bebek crispynya. Namun kali ini saya tidak bertandang ke Bebek Tepi Sawah ataupun Bebek Bengil. Saya mencoba Laka Leke yang memiliki menu andalan serupa. Mencarinya memang agak cukup sulit karena tidak terletak di samping jalan raya, tapi pencariannya cukup worthed. Lokasinya cukup luas dengan kolam dan patung-patung bebek di bagian depannya. Area makannya cukup luas, beberapa saung tampak di beberapa sisi restoran jika pengunjung menginginkan suasana yang lebih privat. Dua area besar terdapat di tengah lapangan kecil yang memiliki pemandangan sawah, terdapat pula dua deret meja yang dapat digunakan untuk makan dengan gaya lesehan.
Ternyata lapangan kecil tersebut adalah tempat pertunjukan tari yang ada di Laka leke pada hari-hari tertentu. Jadi pengunjung dapat bersantap malam sambil menikmati pertunjukan tari tradisional yang berbeda-beda setiap harinya. Tidak ada tiket khusus untuk menonton pertunjukan tersebut, hanya saja tax yang dikenakan akan naik dari 15% menjadi 21% kalau saya tidak salah.
Famous Crispy Duck (87,5K) Seporsi hidangan ini berisi setengah ekor bebek yang digoreng kering, nasi putih, serombotan (sayuran khas Bali) dan 3 macam sambal. Bebek Laka Leke memiliki lapisan kulit yang super renyah ampai tidak ada lagi lapisan lemak di bawah kulit bebek seperti pada umumnya. Meskipun melalui proses pemasakan deep fried, bebeknya tidak berminyak, bahkan saya tidak melihat sisa tetesan minyak di piring. Dagingnya empuk, rempah-rempah yang digunakan cukup meresap dan memberikan rasa gurih yang pas. Ditemani oleh sayur yang fresh dan sambal matah yang pedas di tengah semilir angin persawahan membuat santap siang saya bertambah menyenangkan.
(to be continued...)