Pertama kali menginjakkan kaki di Jalan Balai Pustaka Rawamangun sekitar bulan Juni tahun 2000 silam. Kesan pertama untuk daerah ini adalah rindang karena dikelilingi oleh pohon-pohon besar di sepanjang jalan. Sejak saat itu saya langsung jatuh cinta dengan wilayah ini karena ramai dan banyak makanan enak dari pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang jalan ini ketika menjelang petang.
Melihat perkembangan potensi kuliner yang ada di jalan ini tidak heran jika Pemkot Jakarta Timur pernah mengadakan Festival Balai Pustaka yang sudah berjalan sukses di tahun 2013 dan 2014 setiap bulan desember. Festival yang diadakan Pemkot Jakarta Timur ini serupa dengan Festival Palang Pintu Kemang di Jakarta Selatan dan Festival Jalan Jaksa di Jakarta Pusat yang tidak hanya memperkenalkan kulinernya tapi juga menampilkan kesenian Nusantara.
Dari pengalaman yang saya dapatkan tempo dulu kali ini saya akan sedikit bernostalgia di sini di Jalan Balai Pustaka Timur Rawamangun dengan menghadirkan kembali suasana waktu itu di tepi jalan ini. Dimana ketika sore hari jalan ini dipenuhi oleh aneka makanan kaki lima yang beragam dan tentunya enak serta sudah terkenal kelezatannya. Kebetulan saat ini Bulan Ramadhan rasanya tepat sekali jika berbuka puasa di sini karena jalan ini mulai ramai oleh para pedagang makanan kaki lima sejak pukul 4 sore.
|
Ruko Balai Pustaka yang dikelilingi oleh aneka warung tenda pinggir jalan. |
Kalau hendak menelusuri Jalan Balai Pustaka Timur maka kita perlu tahu dulu bahwa terdapat dua sisi jalan yaitu sisi timur dan sisi barat. Saya akan mengajak sobat jajan menelusuri tiap sisinya. Memasuki Jalan Balai Pustaka Timur dari arah Rumah sakit Darma Nugraha kita akan langsung masuk ke sisi timur yang menuju ke perempatan Rumah Sakit Persahabatan. Di sisi timur terdapat Ruko Balai Pustaka dan Toserba Tip Top dan berakhir di perempatan Rumah Sakit Persahabatan.
|
Totti Roti kedai roti bakar di depan ruko balai pustaka. |
|
Sate Padang Ajo Laweh di depan ruko balai pustaka. |
|
Martabak bangka di depan ruko balai pustaka. |
|
Cendol Bandung di depan ruko balai pustaka |
|
Roti Maryam Salman sebelum Tip Top. |
|
Es Teler Sinar Garut sebelum Tip Top. |
Masih banyak lagi jajanan kaki lima di sepanjang sisi timur jalan ini. Dan hampir di ujung jalan ini terdapat Toserba Tip Top yang selalu ramai dan kerap menyebabkan kemacetan karena proses loading dan unloading barang di depan toserba ini.
|
Toserba Tip Top yang selalu ramai. |
|
Tahu Jeletot khas Bandung di depan Toserba Tip Top. |
|
"Tahu Baxo" setelah Toserba Tip Top. |
|
Cimol Bandung setelah Toserba Tip Top. |
Dari perempatan Rumah Sakit Persahabatan kemudian kita masuk ke sisi barat Jalan Balai Pustaka. Di sisi barat selain banyak jajanan kaki lima di sini juga terdapat Optik Melawai, Apotik Rini, Seven Eleven, Dunkin Donut, Warung Pasta dan masih banyak lagi.
|
Cakwe dan Kue Bantal di depan Optik Melawai. |
|
Sate Khas Senayan. |
|
Apotik Rini yang merupakan apotik 24 jam paling lengkap di Rawamangun. |
|
Dunkin Donuts. |
|
Kedai Locale. |
|
Bebek Goreng Haji Slamet. |
|
Warung Pasta |
|
Di sisi barat Jalan Balai Pustaka Timur relatif lebih lengang. |
Karena sudah banyak yang mereview restoran maka kali ini saya akan ajak sobat jajan untuk mencoba beberapa jajanan kaki limanya saja. Yuk langsung saja kita lihat liputannya.
1. ISTANA JUICE
Istana juice merupakan warung tenda kaki lima yang menyediakan khusus aneka macam juice. Letak warung tenda ini menempati urutan paling pertama di sisi timur Jalan Balai Pustaka. Aneka minuman juice yang disediakan di sini beragam mulai dari nanas, jambu, sirsak, sawo dan lainnya hingga sop buah dan es durian.
|
Jus Terong Belanda. |
Range harga di Istana Juice sangat terjangkau yaitu antara Rp. 8K - 18K. Contohnya yang saya coba berikut ini adalah Jus Terong Belanda (Rp. 10K). Rasanya manis, asam, segar dan sedikit ada aroma langu tapi masih bisa diterima.
|
Jus Terong Belanda (Rp. 10K). |
Saya juga mencoba Es Durian, berbeda dengan jus durian yang diblender tapi Es Durian cukup dipotong dan dibuang bijinya lalu disajikan dengan es serut dan susu kental manis.
|
Es Durian (Rp. 18K). |
Es Durian ini rasanya enak banget, potongan daging duriannya besar dan dimakan bersama kuahnya terasa begitu nikmat. Pokoknya saya suka sekali dengan Es Durian ini.
|
Campuran dari durian tanpa biji dan susu kental manis yang lezat. |
|
Durian yang dipakai dari jenis Durian Monthong. |
2. KUE PUTU BAMBU MEDAN BANG FUDIN
Gerobak Kue Putu Medan Bang Fudin berjualan tepat sebelum Toserba Tip Top. Gerobak ini dilayani oleh empat orang sekaligus, maklum pembeli yang datang ramai sekali.
|
Aneka kue tradisional di gerobak Bang Fudin. |
Di sini dijual aneka kue tradisional seperti kue putu Medan, Talam Ketan, Ongol-Ongol, Wajik, Risol, Dadar, Putu Mayang, Mata Roda, Klepon, Cenil dan Kue Pisang. Dengan harga masing-masing Rp. 3K.
|
Kue Putu Bambu Medan. |
Yang saya coba antara lain adalah Kue Putu Medan. Beda dengan Kue Putu Jawa dengan warna hijau dari daun suji yang ini warnanya putih namun dengan isian yang sama yaitu gula merah. Konsistensi kuenya mudah hancur tapi rasanya enak terutama bila dimakan saat masih hangat.
Kemudian ada Kue Talam Ketan yang terdiri dari dua lapis yaitu talam dan ketan. Kue ini enak, manis dan gurih. Kue ini merupakan favorit saya sobat jajan.
|
Kue Talam Ketan salah satu kue yang best seller di sini . |
|
Kue Talam Ketan. |
Kue Mata Roda yang ceria dengan warna hijau, merah dan kuning yang semarak. Kue ini terbuat dari singkong dan di tengahnya terdapat pisang. Dengan taburan kelapa parut membuat kue ini makin enak, manis dan gurih.
|
Kue Mata Roda berasal dari Patin Jawa Tengah. |
|
Kue Mata Roda/ Kue Mata Sapi/ Sonkolo Bandang. |
Yang berikutnya ada Ongol-ongol yang merupakan kue khas Betawi. Kita mengenal dua macam kue ongol-ongol yang pertama kue ongol-ongol singkong biasanya dibuat berlapis tiga warna merah, kuning dan hijau. Kedua ongol-ongol sagu yang terbuat dari sagu dan gula merah. Di gerobak Bang Fudin tersedia yang ongol-ongol sagu, teksturnya lembut, kenyal dan rasanya manis.
|
Ongol-ongol sagu. |
Dan ini adalah beberapa kue tradisional yang dijual di sini tapi saya tidak mencobanya.
|
Kue Putu Mayang. |
|
Kue Klepon. |
3. TAHU SUMEDANG BONGSANG
Siapa yang tidak kenal Tahu Sumedang. Makanan khas dari Sumedang ini berbeda dengan tahu pada umumnya karena tahu ini lebih gurih dengan bagian luar yang kasar dan di dalamnya lembut. Sementara arti kata bongsang itu sendiri adalah keranjang tahu yang kerap digunakan sebagai packaging bila membeli dalam jumlah banyak.
|
Tahu Sumedang Bongsang (Rp. 1K/pcs). |
Gerobak Tahu Sumedang Bongsang ada di dekat Seven Eleven. Harga yang ditawarkan Rp. 1K/pcs nya. Setelah saya coba memang tahu ini enak banget dimana bagaian dalamnya ini tidak kopong yang merupakan ciri-ciri Tahu Sumedang benar-benar asli. Kalau sobat jajan ke sini jangan lupa coba tahu Sumedang di sini ya.
|
Dimakan dengan cabe rawit sudah juara banget rasanya. |
4. LUMPIA Gerobak lumpia ini parkir di depan jalan kecil yaitu Jalan Mesjid. Dulu lumpia ini belum ada dan saya baru melihatnya kali itu. Memang bukan lumpia original Semarang karena kulitnya tebal dan isian rebungnya tidak beraroma khas rebung. Lumpia goreng ini dimakan bersama saus kacang. Tapi lumayan untuk sekedar mengganjal perut karena harganya sangat terjangkau yaitu Rp.4K/pcs nya.
|
Lumpia ayam (Rp. 4K). |
5. BAKSO GEPENG RAWAMANGUNGerobak bakso gepeng berlokasi di depan Apotik Rini. Dengan meja panjang dan kursi bakso a la kaki lima gerai ini sudah melayani pelanggan lebih dari 20 tahun. Bakso gepeng sudah memiliki 150 cabang di Indonesia maka tak heran jika bakso ini cukup terkenal.
|
Karena bentuknya gepeng bakso ini lebih mudah untuk dipotong. |
Saya memesan semangkuk bakso gepeng dan bakso uratnya. Dari kedua bakso ini nampaknya tidak berasal dari satu adonan yang sama karena bakso gepeng lebih kenyal sedangkan bakso uratnya lebih
soft dan
spongy. |
Semangkuk bakso gepeng (Rp. 13K). |
Ada yang berbeda pada dressing di kuah bakso ini yaitu terdapatnya bahan berupa sayuran kering yang mirip dengan bawang goreng namun rasanya asin (tong cai). Bahan ini berasal dari lobak dan bahan inilah yang berkontribusi memberikan rasa asin pada kuahnya.
Untuk rasa bakso gepeng ini enak dan teksturnya kenyal namun agak padat. Sedangkan bakso uratnya lebih
spongy, rasanya lebih gurih dan lebih
meaty. Kalau saya lebih favorit bakso uratnya tapi overall bakso gepeng ini enak meskipun dimakan tanpa tambahan saus dan kecap lagi.
Nah sobat jajan itulah pengalaman saya bernostalgia di Jalan Balai Pustaka Timur Rawamangun. Harapan saya untuk Pemkot Jakarta Timur agar wilayah ini tetap dilestarikan ragam kulinernya dan mempertahankan penghijauan jalan yang ada. Buat sobat jajan jangan lupa untuk mampir ke jalan ini kalau kalian lagi bingung mencari kuliner di Rawamangun ya. Enjoy Jakarta!
|
Suasana menjelang malam hari di Jalan Balai Pustaka Timur. |
Follow Jajan Beken untuk info paling update
Peta Lokasi Jalan Balai Pustaka Timur Rawamangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar