Nasi goreng (Hanzi: 炒飯) adalah sebuah komponen penting dari masakan tradisional Tionghoa, menurut catatan sejarah sudah mulai ada sejak 4000 SM. Nasi goreng kemudian tersebar ke Asia Tenggara dibawa oleh perantau-perantau Tionghoa yang menetap di sana dan menciptakan nasi goreng khas lokal yang didasarkan atas perbedaan bumbu-bumbu dan cara menggoreng.
Nasi goreng sebenarnya muncul dari beberapa sifat dalam kebudayaan Tionghoa, yang tidak suka mencicipi makanan dingin dan juga membuang sisa makanan beberapa hari sebelumnya. Makanya, nasi yang dingin itu kemudian digoreng untuk dihidangkan kembali di meja makan.
Nasi goreng sebenarnya muncul dari beberapa sifat dalam kebudayaan Tionghoa, yang tidak suka mencicipi makanan dingin dan juga membuang sisa makanan beberapa hari sebelumnya. Makanya, nasi yang dingin itu kemudian digoreng untuk dihidangkan kembali di meja makan.
Saat ini nasi goreng sangat mudah kita temukan berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya, jika Anda berkunjung ke Baturaja, Sumatera Selatan, cobalah menu Nasi Goreng khas Baturaja.
Nasi goreng Baturaja ini terasa sedikit unik dan tidak seperti nasi goreng biasanya walaupun bentuk dan tampilan nasi goreng adalah sama seperti nasi goreng yang kita jumpai sehari-hari yang digoreng berwarna coklat karena digoreng dengan menggunakan kecap manis. Rasa yang unik dari nasi goreng Baturaja ini adalah karena dalam bumbu untuk membuat nasi goreng ditambahkan cengkeh.
Nasi goreng Baturaja ini diberi taburan telur dadar yang digoreng tipis dan diiris memanjang, bawang goreng, krupuk serta beberapa potong mentimun dan irisan tomat.
Penulis pada tanggal 3 Februari 2010 mencoba menu nasi goreng Baturaja ini rumah makan “Nasi Goreng dan Soto Poso Arazie" yang terletak di Jl. Pahlawan Kemarung, Baturaja, Sumatera Selatan (tepatnya di depan Hotel Kencana VIP). Nasi Goreng ini dijual dengan harga Rp 8.000 per porsi. Selain menjual nasi goreng di Rumah Makan ini juga menjual soto poso (poso artinya adalah paru). Soto poso sama seperti soto biasanya dengan berbahan paru-paru sapi.
Penilaian penulis:
Harga di rumah makan ini murah, namun sayangnya nasi gorengnya sudah tidak hangat lagi, karena telah dimasak dan ketika pembeli akan membeli, langsung diambilkan dari penggorengan. Rasa nasi gorengnya sangat manis, sehingga bagi yang tidak menyukai masakan yang terasa manis mungkin akan tidak cocok untuk makan menu ini. Nilai yang dapat diberikan untuk rasa dari nasi goreng yang disajikan ini adalah 68.
Penulis pada tanggal 3 Februari 2010 mencoba menu nasi goreng Baturaja ini rumah makan “Nasi Goreng dan Soto Poso Arazie" yang terletak di Jl. Pahlawan Kemarung, Baturaja, Sumatera Selatan (tepatnya di depan Hotel Kencana VIP). Nasi Goreng ini dijual dengan harga Rp 8.000 per porsi. Selain menjual nasi goreng di Rumah Makan ini juga menjual soto poso (poso artinya adalah paru). Soto poso sama seperti soto biasanya dengan berbahan paru-paru sapi.
Penilaian penulis:
Harga di rumah makan ini murah, namun sayangnya nasi gorengnya sudah tidak hangat lagi, karena telah dimasak dan ketika pembeli akan membeli, langsung diambilkan dari penggorengan. Rasa nasi gorengnya sangat manis, sehingga bagi yang tidak menyukai masakan yang terasa manis mungkin akan tidak cocok untuk makan menu ini. Nilai yang dapat diberikan untuk rasa dari nasi goreng yang disajikan ini adalah 68.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar